She; Her

 
 "Gimana mau jadi Ibu yang bisa mendidik anaknya dengan baik kalau melakukan hal baik untuk diri sendiri aja belum bener?"

 

adalah hal yang akhir-akhir ini sedikit terngiang-ngiang dalam pikiranku. Memang terlalu jauh untuk dipikirkan. Bahkan keinginan untuk kelak menikah dan berkeluarga saja masih belum siap aku bayangkan. Calon ayahnya saja bahkan belum jelas terlihat siapa orangnya 😂 Sudah jelas pikiran untuk menjadi Ibu dan memiliki anak seakan masih terlalu jauh untuk seharusnya aku masukkan dalam benak. Namun, belajar juga tidak ada salahnya kan dimulai duluan?


Memang ga boleh belajar mengenai cara membina hubungan yang baik dan kehidupan pernikahan dari sekarang? Toh bukannya mau menikah besok kan? Memang ga boleh belajar ilmu parenting dan tau bagaimana caranya mengurus anak-anak dari sekarang? Toh bukannya besok juga akan langsung punya anak kan? ðŸĨī

 

 Di Instagram, aku follow akun @rabbithole.id sebenarnya itu adalah akun dari pembuat buku cerita dan ilustrasi untuk bayi dan anak. Tapi konten untuk timeline feed mereka banyak banget membahas tentang parenting, anak, komunikasi suami istri juga kerja sama antara Ayah dan Ibu. Bahasan yang mereka sampaikan dalam akun mereka sangat membantu orangtua untuk belajar bagaimana cara berkomunikasi, belajar mengerti, juga belajar mengasuh anak dengan baik. Juga kumpulan podcast yang aku dengerin tiap lagi nugas sendirian kayak Podcast DariTaDi Yu Ya Yukk nya Tarra Budiman, Ditto Percussion, Ayudia dan Gya. Terus podcast KinosGina dan podcast-podcast seputar hubungan, finansial, dan sedih-sedihannya Rintik Sedu haha. Yang bikin aku mencoba memahami ber-ba-gai perspektif dan perasaan dan pengalaman dan cerita-cerita yang manusia lain alami.

 

Menjadi orang tua bukan pekerjaan gampang. Ada tanggung jawab yang diemban karena ada hidup manusia lain yang bergantung pada kita serta tanggung jawab untuk mengenalkan anak kita pada dunia yang akan dijalaninya. Kita bisa memutus hubungan dengan siapa pun tapi tidak dengan anak kita. Anak tidak pernah meminta untuk dilahirkan. Orangtua yang menginginkan mereka hadir di dunia. Oleh karena itu, merawat, menyediakan apa yang mereka butuhkan, menjadikan mereka pribadi yang baik untuk dirinya sendiri dan sekitar, mendidik, mengasuh dan mencintai mereka adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua yang tidak boleh dilalaikan.

 

Butuh lahir dan batin yang siap untuk mengambil keputusan memiliki anak karena ini merupakan momen yang tidak dapat ditekan tombol undo atau reset-nya dalam hidup. Ketika punya anak, kamu tidak akan bisa kembali menjadi si lajang yang bebas melakukan apapun dimanapun. Karena saat itu, hidupmu bukan hanya tentang dirimu lagi. Tapi juga tentang bagaimana hidupnya. Belum lagi tentang keputusan menjadi Ibu Rumah Tangga atau Wanita Karir. Sungguh sebuah dilema bagi para Ibu.


Lagipula hidup ini berjalan juga tidak jauh dari cerminan orang tua kita. Pengalaman masa kecil juga cerita-cerita yang terjadi di sekitar kita. Banyak contoh, banyak pelajaran, yang jadi pertimbangan untuk berbagai keputusan yang kita ambil. Bahkan biasanya, seringkali kita pun sebagai anak bergumam, "Aku tidak mau mengulang kesalahan yang sama seperti yang dilakukan orangtuaku". Seburuk-buruknya hidup dan pengalaman yang kita alami pun, kita juga tidak ingin anak kita merasakan hal yang sama kan? Sebagai orang tua, pastilah ingin mengusahakan sebaik yang kita mampu. Walau kadang sebaik apapun yang orang tua sudah usahakan, tetap saja ada celah untuk ketidaksempurnaan.

 

 Kalau tadi sesi perspektif, sekarang sesi cerita. Kalau ditanya kesiapanku sendiri untuk menikah, berkeluarga dan menjadi Ibu? Apa aku sudah siap? Mmmm jawabanku....... Tergantung siapa calon bapaknya sih hahaha 😂 Itu penting lho! Haha. Tapi mungkin sebenarnya, belum? Ada banyak hal yang harus aku selesaikan dengan diriku sendiri sebelum mengambil keputusan menikah apalagi punya anak. Aku ngga mau menikah sebelum aku mampu mandiri terhadap diriku sendiri terutama finansial. Aku mau financially stable dulu. Mau punya penghasilan tetap dulu biar mampu menghidupi diriku sendiri. Aku mau punya uang dari usahaku sendiri bukan dikasih. Aku mau selesaiin pendidikan aku dulu minimal S1. Mau cobain ini itu, semua yang bisa aku lakukan selama belum berstatus Ibu. Aku ga bisa ngebayangkan sih, kalau suatu saat nanti aku memutuskan untuk berkomitmen sama seseorang dan hubungan tersebut. I wonder how commitment will change my life whose full of ego? Suamiku nanti sabar-sabar ya 😅 Please, don't giving up on me. Let's live together forever and love 'til death do us apart ♡ HAHAHA, ya Allah ga tau aku tu siapa 😂

 

In a meantime, I'll try my best. Memantaskan diri dan belajar untuk menjalani kehidupan yang baru sebagai seorang Istri dan Ibu kelak. Tulisan ini terinspirasi dari kegelisahan aku untuk menjalani hidup lebih baik dan gara-gara ramalan Nana Winda yang bilang bakal nikah duluan, aku aminin aja padahal yang mau nyebar undangan dia :( Duh kocak banget nulis beginian kayak mau nikah besok padahal tanda-tanda dijemput sama calsu juga belum keliatan ðŸ˜Ū Semoga semua yang disemogakan, terjadi dengan baik. Aamin aamiin!