Kalo putusan, biasanya aku bakal menulis surat panjaaaang yang menjelaskan apa yang aku rasa selama dalam hubungan tersebut dan beberapa alasan why we can't work out. Sebelum surat, semuanya sudah aku pikiran matang-matang-matang untuk diakhiri. Jadi kalau suratnya sudah sampai, itu sudah keputusan final. Berhubung mantan aku cuma 2 ( tiga si tp yang satu itu pas sd jadi tidak terhitung karena masi bocah) dan gaa mau nambah lagii 😂 Aku jadi mengerti, pihak yang mutusin duluan kadang suka menyesal duluan. Padahal kalau putus ya emang ada alasannya aja yang udah ngga bikin tahan. Jadi untuk yang bilang balikan ke mantan itu sama aja kayak baca buku 2 kali, it is kinda true. Kita udah tau jalan ceritanya gimana dan endingnya gimana, terus kalau masalahnya ngga bisa diperbaikin, ya mau berharap sama perubahan yang gimanaa? I barely understand, memang sebenarnya ada hal-hal yang bisa diusahakan dan diperbaiki. Tapi, aku cenderung lebih pengen bareng sama seseorang yang fleksibel dan lebih sefrekuensi biar gesekan yang begitu bisa selesai lebih enak gitu. Ga perlu digondokin dan dibaperin banget. Seperti mencari jarum di tumpukan jerami emang kok Nurul Ulfa itu, suka menyusahkan diri sendiri. Makanya as a girl, aku tidak mau memulai duluan, mencari juga menunggu. I prefer to be found 🤡
