Living : Random Talkz #3


Beberapa waktu lalu nonton Itaewon Class. Lumayan nagih nontonnya (karena suka rambutnya liat Yo Ji Seo 🤭). Salah satu kutipan yang paling aku ingat dari drama itu adalah kata-kata Park Sae Ro Yi pas bilangin detektif "Seorang anak tumbuh dengan melihat punggung orang tuanya" Dude, it hit me right! Kadang rasanya suka ngga adil ketika seseorang salah, yang dituding dan disalahkan malah orang tuanya. "Ga bisa ngedidik anaknya apa?", "Anaknya diajarin ngga sih?!", "Oh ngga heran dia begitu, orang tuanya aja begitu" Padahal ga jarang memang anaknya sendiri yang dengan sadar untuk bikin kesalahan tersebut. Tapi lagi-lagi, perasaan dan pikiran manusia itu kompleks. Banyak sisi yang harus dilihat, banyak alasan yang memengaruhi keputusan dia bertindak dan kurang lebihnya memang, orang tua dan lingkungannya berperan penting dalam pembentukan karakter seseorang.
 

Ingat Geun Won, anaknya Jang Dae Hee? Nggak heran dia tumbuh jadi pribadi yang arogan, kasar, berpikir semuanya bisa beres pakai duit karena dari kecil dia dididik seperti itu sama ayahnya. Sebagai penerus, dia harus terlindungi dari kesalahan apapun. Walaupun, harus melempar kesalahan dan tanggung jawab ke orang lain. Demi nama baik sekalipun caranya salah. Sebenernya kasihan sama Geun Won, karena dia adalah contoh nyata dari "apa yang kamu tanam adalah yang kamu tuai". Tumbuh melihat sosok Jang Dae Hee dan didikannya yang keras. Serta hal-hal buruk yang ia contohkan seperti meminta orang yang lebih lemah darinya yang harus minta maaf dan analogi yang salah terhadap ayam dan caranya memerlakukan manusia lain. Dengan maksud agar anak dapat tumbuh jadi pribadi yang patuh, tegas dan ngga ragu-ragu. Tapi tanpa pengertian, komunikasi yang baik, juga cinta dan kasih sayang, semua hal itu hanya akan jadi kesalahpahaman. Masalah  terbesarnya malah tanpa sadar dia malah membesarkan seorang monster. Ga semua anak paham dan bisa berpikir seperti apa yang dimaksudkan.

Betapa besarnya pengaruh didikan orang tua dan lingkungan dalam membesarkan seorang manusia. Ia bisa jadi si periang dan ambisius. Ia bisa jadi si tegas dan si polos. Atau jadi si pemarah, labil namun perfeksionis Atau bisa juga ia jadi si pembangkang dan si berani. Tergantung bagaimana ia dididik. Walau masih banyak faktor lainnya, cara seseorang dididik punya pengaruh besar pada karakter pribadi yang terbentuk.

Aku tumbuh rapuh melihat kedua orang tuaku yang tidak harmonis. Aku melihat punggung pekerja keras dan mandiri dari Mama. Aku melihat punggung kelembutan dan pengertian dari Abah. Pengertian dan pemahaman jadi masalah besar diantara hubungan mereka berdua. Sepanjang hidup aku mencoba mengimbangi berbagai sisi, agar tidak berat sebelah. Namun seiring jalan, yang ada aku malah membenci keduanya. Menjadikan anak sebagai perekat hubungan yang rusak adalah sebuah ketidakperluan. Kebahagiaan masing-masing penting, namun harusnya dapat diperjuangkan dengan cara yang lebih bijak. Menerima kenyataan dan berpisah dengan baik-baik, misalnya? Awalan yang baru dimulai setelah beberapa hal diselesaikan. Namun bila tidak selesai, bisa bayangkan betapa lamanya hidup harus terseret-seret dalam sengsara tak berkesudahan? Terlepas dari pandangan orang, yang merasakan hidup itu kamu dan kamu berhak memilih apa yang seharusnya bisa lebih baik untuk dirimu dan mereka yang terkena dampaknya.


Menjadi orang yang dewasa yang bijak dengan segala masalah yang dihadapi itu sama sekali tidak mudah. Tidak semua keputusan dapat diambil dengan mudah. Semua pilihan punya resiko dan konsekuensinya masing-masing. Tinggal resiko mana yang mau diambil untuk dihabiskan sepanjang hidup. Banyak pertimbangan dan banyak kesimpulan yang menjadikan kita pribadi yang ada hari ini. Semua itu nggak lepas dari cara kita dididik yang memengaruhi cara kita melihat dan menyimpulkan sesuatu. Betapa pentingnya ilmu parenting untuk kehidupan dan proses tumbuhnya manusia. Apalagi bagi mereka yang memiliki trauma masa lalu. Bagaimana mereka mencerna rasa sakitnya. Bagaimana mereka memprinsipkan tindakannya. Bagaimana mereka menahan dan mengontrol dirinya. Menjadi anak, menjadi orang tua, dengan fase belajarnya masing-masing dalam kehidupan. Semoga kita bisa jadi fase yang lebih baik dari yang selalu kita harapkan dalam kehidupan ya. Have a good day!